Minggu, 30 Oktober 2011

Minyak Ikan Hanya Pelengkap Gizi Bukan Pemicu Kecerdasan Otak

Sebuah studi baru yang dilakukan
University of Granada di Spanyol
menunjukkan bahwa suplemen minyak
ikan tidak menyebabkan perbedaan
dalam ukuran intelektualitas ketika
anak-anak berusia 6 tahun.
Hasil penelitian terbaru ini mendukung
penelitian sebelumnya di Norwegia yang
juga tidak menemukan perbedaan
dalam IQ (Intelligence Quotient) antara
anak usia 7 tahun yang ibunya pada
saat hamil dan menyusui mengonsumsi
suplemen minyak ikan dibandingkan
dengan ibu yang tidak mengonsumsi
minyak ikan.
Asam lemak seperti asam
dokosaheksaenoat (DHA) yang
ditemukan pada ikan dan makanan lain
selama ini telah dianggap penting bagi
janin yang sedang berkembang.
Pertanyaannya, apakah dengan
menambahkan suplemen yang
mengandung asam lemak tersebut
dalam diet ibu hamil dan menyusui lebih
lanjut akan dapat bermanfaat bagi
bayi?
Untuk membuktikannya peneliti
meminta ibu hamil selama paruh kedua
kehamilannya untuk mengonsumsi pil
yang mengandung minyak ikan,
suplemen minyak ikan dengan folat,
asam folat saja atau pil yang tidak
mengandung suplemen apapun.
Pada 7 tahun kemudian, tim penelitian
yang dipimpin oleh Dr. Cristina Campoy
dari University of Granada di Spanyol,
memberikan tes kecerdasan untuk 154
anak dari kelompok tersebut.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa, anak-anak tersebut memiliki
kecerdasan yang sama, terlepas dari
jenis pil yang dikonsumsi oleh ibunya
selama kehamilan. Hasil penelitian
tersebut telah dipublikasikan dalam
American Journal of Clinical Nutrition.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa
asam lemak seperti DHA tidak penting.
Bahkan, para peneliti menemukan
bahwa, anak-anak perempuan yang
memiliki tingkat tinggi DHA dalam sel
darah merah, rata-rata memiliki
kecerdasan yang tinggi pada tes
kecerdasan pada usia 6 tahun.
"Bagaimana pun juga para ibu tidak
terlalu perlu diberi suplemen minyak
ikan. Mungkin kecerdasan anak dapat
mencerminkan asupan DHA ibu bukan
hanya dari suplemen saja, namun dari
berbagai sumber selama jangka waktu
yang lama. Mungkin juga berarti bahwa
jangka panjang asupan asam lemak lebih
bermanfaat dibandingkan dengan ibu
yang menerima suplementasi DHA saja
selama kehamilan," kata para peneliti.
Sebuah penelitian baru di Australia juga
menemukan bahwa, suplemen DHA
tidak membantu perkembangan
penglihatan bayi.
Menurut Dr. Ingrid Helland dari Oslo
University Hospital, yang memimpin
penelitian sebelumnya Norwegia ada
faktor-faktor lain seperti genetika,
stimulasi sosial, nutrisi, dan lain-lain
dalam membentuk kecerdasan anak.
"Meski begitu jika ada yang
berkonsultasi pada saya, apakah harus
mengonsumsi suplemen DHA atau tidak,
saya tetap akan merekomendasikan
suplemen tersebut. Namun tetap
menekankan bahwa bukti ilmiah
mengenai suplemen tersebut masih
belum jelas," kata Dr. Ingrid
sumber:Epharmapedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar