Selasa, 08 Oktober 2013

Sudahkah Anak Anda di Imunisasi ?

Vaksin adalah suatu zat sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi, sel-T dan sel memori untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi. Ketika Anda divaksinasi Anda benar-benar membangun sistem kekebalan tubuh Anda, membuat Anda lebih kuat dan lebih tahan terhadap penyakit yang tumbuh. Vaksin adalah cara terbaik untuk melindungi Anda dan keluarga Anda terhadap beberapa infeksi yang sangat serius. Komite Penasehat Nasional Imunisasi dan Pediatric Kanada Society sangat merekomendasikan imunisasi rutin.

Imunisasi yang berarti keduanya menerima vaksin dan menjadi imun untuk menangkal penyakit sebagai akibat dari imunisasi.

Seperti makan dengan baik dan berolahraga, mendapatkan imunisasi adalah dasar untuk hidup sehat.

Imunisasi membantu menyelamatkan nyawa, mencegah penyakit serius, dan diakui sebagai salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling efektif. Imunisasi membantu tubuh membuat perlindungan sendiri (atau antibodi) terhadap penyakit tertentu.Imunisasi diberikan untuk melawan rotavirus, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, polio, Haemophilus influenza tipe b (Hib), campak, gondok dan rubella (campak Jerman). Imunisasi juga dapat diberikan terhadap hepatitis, influenza, cacar air, penyakit meningokokus, penyakit pneumokokus dan human papillomavirus. Ada juga sejumlah vaksin untuk keadaan lain, misalnya, orang bepergian ke negara dengan penyakit yang tidak umum di Kanada, seperti demam tifoid.

Vaksin ini sangat efektif dalam mencegah penyakit jika diberikan sesuai anjuran. Namun, tidak ada vaksin yang bekerja 100 persen untuk anak-anak yang menerimanya. Studi Wabah menunjukkan bahwa meskipun beberapa anak diimunisasi dapat mengembangkan infeksi, dengan penyakit ringan.

Semua vaksin harus diuji untuk memastikan mereka aman dan efektif. Efek samping yang paling umum adalah nyeri ringan, pembengkakan dan kemerahan di tempat suntikan.

Beberapa vaksin bayi dapat menyebabkan demam ringan (sekitar 38 ° C) atau kerewelan untuk satu atau dua hari setelah disuntik. Dokter mungkin merekomendasikan acetaminophen untuk mencegah demam dan nyeri. Efek samping yang serius imunisasi, jarang terjadi. Silahkan melaporkan efek samping atau reaksi vaksin parah dengan dokter atau unit kesehatan umum setempat. Anda harus selalu mendiskusikan manfaat dan risiko vaksin apapun dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Macam-macam Imunisasi
- Imunisasi BCG:
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan.

-Imunisasi DPT:
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin3-in-1yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali,yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III).

-Imunisasi DT:
Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus.
Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sedang sakit berat atau menderita demam tinggi.

-Imunisasi TT:
Imunisasi tetanus (TT,tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus.ATS (Anti Tetanus Serum)juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus.

-Imunisasi Polio:
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).

-Imunisasi Campak:
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak(tampek).Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian.

-Imunisasi MMR:
Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak,gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Suntikan pertama diberikan pada saat anak berumur 12-15 bulan. suntikan kedua pada saat anak berumur 4-6 tahun (sebelum masuk SD) atau pada saat anak berumur11-13 tahun (sebelum masuk SMP).

Imunisasi MMR sebaiknya tidak diberikan kepada :
-Anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin.
-Anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globulin.
-Anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh akibat kanker,leukemia, limfomamaupun akibat obat prednison, steroid, kemoterapi, terapi penyinaran atau obatiimunosupresan.
-Wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil.

-Imunisasi Hib:
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b.
Vaksin Hib diberikan sebanyak 3 kali suntikan, biasanya pada saat anak berumur 2, 4 dan 6 bulan.

-Imunisasi Varisella:
Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.
Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin.

-Imunisasi HBV:
Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.
Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki HBsAg negatif, bisa diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan.Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antara suntikan HBV I dengan HBV II, serta selang waktu 5 bulan antara suntikan HBV II dengan HBV III. Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun setelah suntikan HBV III.

-Imunisasi Pneumokokus Konjugata
Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga.
Kepada bayi dan balita diberikan 4 dosis vaksin.Vaksin ini juga dapat digunakan pada anak-anak yang lebih besar yang memiliki resiko terhadap terjadinya infeksi pneumokokus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar